Sabtu, 26 September 2009

No Smoking, please...

Saat ini tempat-tempat umum sudah menyediakan tempat khusus untuk para perokok agar tidak mengganggu kenyamanan sekitarnya. Selain itu, maksud diadakannya ruangan khusus ini agar bisa mengurangi jumlah perokok yang semakin hari semakin bertambah. Bahkan usia tidak lagi menjadi suatu halangan bagi para perokok ini. Entah apakah mereka sebenarnya sadar bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan...
Sewaktu tugas di bagian Penyakit Dalam dulu, sebagian besar pasien yang masuk, baik dengan diagnosa penyakit yang ringan maupun yang berat, hampir selalu memiliki kebiasaan merokok saat muda ataupun masih berlanjut hingga saat itu. Bukanlah suatu yang mustahil jika penyakit yang mereka derita merupakan suatu imbas dari kebiasaan merokok tersebut. But regrets always come too late...hidup mereka sudah dipertaruhkan tanpa mereka sadari.

Awal mula rokok di dunia sebenarnya berasal dari suku bangsa Indian di Amerika. Mereka menggunakan rokok untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Lalu pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu mulai ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok ini mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.

Setiap kemasan rokok selalu mencantumkan bahaya-bahaya merokok namun sepertinya peringatan itu hanyalah tulisan belaka yang hampir tidak pernah dibaca oleh para pengguna rokok. Pemerintah sendiri tidak terlihat memiliki usaha untuk mengurangi angka perokok di negara ini. Terbukti dari berbagai kegiatan di negara ini yang disponsori oleh pabrik rokok ternama...seperti pertandingan olahraga atau iklan iklan di media (koran)yang tampilannya bisa memakan satu halaman penuh. Hmm jika kemasan rokok tersebut diubah menjadi lebih menyeramkan, apakah para perokok akan memperhatikan dan mulai mengurangi kebiasaan buruk mereka tersebut ya?


Sementara itu, berbagai kampanye anti-rokok di berbagai belahan dunia juga sudah mencoba membuat berbagai poster atau iklan-iklan cetak...namun apakah berguna?

Minggu, 20 September 2009

Film : He's Just Not That Into You

Sebuah film yang bertemakan cinta lagi setelah beribu film yang muncul dengan tema sama. Namun tetap saja memikat para penonton, tak terkecuali saya. Film yang satu ini diangkat dari sebuah buku non fiksi yang berjudul sama lalu di tangan Drew Barrymore sebagai produser, film ini akhirnya muncul meramaikan dunia perfilman. Kisah-kisah cinta dari beberapa pasangan menjadi modal utama film ini.
Gigi (Ginnifer Goodwin) dan Alex (Justin Long), manager bar yang sulit berkomitmen dalam cinta. Janine (Jennifer Connely) dan Ben (Bradley Cooper) yang menikah di saat usia mereka masih sangat muda. Dan tali pernikahan mereka pun diuji dengan hadirnya Anna (Scarlett Johansson), instruktur yoga yang memikat hati Ben. Sementara Beth (Jennifer Aniston) dan Neil (Ben Affleck) memiliki masalah karena Neil yang tak kunjung melamar Beth setelah tujuh tahun mereka hidup bersama. Selain itu, Conor (Kevin Connoly) yang hanya menjadi pria cadangan bagi Anna, dan juga tak kunjung mendapatkan kekasih tak sengaja bertemu Mary (Drew Barrymore), salah satu klien yang selama ini hanya dikenalnya melalui telepon.
Sekilas tampaknya biasa saja, namun jika dilihat baik-baik film ini merupakan cermin kehidupan para wanita lajang di belahan dunia mana pun. Kehidupan pernikahan yang sarat dengan masalah...atau kehidupan melajang dengan segudang harapan akan kekasih...
Hmm...jika ingin bersantai sejenak dari rutinitas, cobalah menonton film ini...siapa tahu ada inspirasi untuk kehidupan cinta Anda.